Selasa, 16 April 2013

Belum Ada Judul ^_^



Di suatu senja di musim kemarau, saat semburat sang mentari merah merona.
Aku termenung ditepian ladang dengan tanah yang mengering.
Rumput teki menyeringai memandangku, mereka seolah bertanya.
Sedang apa aku disana.
Sesaat ku acuhkan rumput-rumput itu, ku nikmati sisa-sisa senja yang mulai menghilang.
Desir angin sore menghempas wajahku, sejuk menerpa rambutku yang terurai.
Aku tersenyum. Betapa indah alam ini Tuhan ciptakan. Betapa syahdu desiran angin kurasakan, dan betapa mempesonanya langit sore dengan senjanya.
Kembali kutatap rumput teki disekelilingku yang sedang manari mengikuti irama semilir bayu. Bunga bakung yang tumbuh tak jauh dari tempatku duduk kini juga ikut menari. Aku masih terpaku ditempatku, nan jauh disana semburat senja telah berlalu, menyisakan gelap yang menandakan bahwa aku harus kembali. Dan saat itulah, disaat senja telah kembali ke paraduannya, kau juga telah kembali kepadaku.

" Ranti,,,,Ibumu pulang,,,Ibumu sudah pulang!!” mbok Mar berlari tergopoh- gopoh menghampiriku.
“ Siapa yang pulang mbok?? aku yang sedang berjalan menyusuri ladang kaget dibuatnya.
“ Ibumu sudah pulang ndu, dia ada dirumah sekarang, ayo buruan kita pulang,,! “ mbok Mar memperjelas kata-katanya sambil menarik tanganku untuk segera mengikutinya pulang.

***

Waktu itu umurku 7 tahun , saat tiba – tiba aku harus kehilangan seorang ibu. Dan saat itu aku tidak mengerti kenapa Ibu pergi meninggalkan aku. Aku hanya seorang bocah polos yang tidak tau apa- apa, masih terbayang saat terakhir kalinya ibu menggendongku dan mengatakan kalau beliau ada urusan dan harus pergi untuk waktu yang lama. Dititipkannya aku sama mbok Mar, Mbok Mar adalah tetanggaku yang sudah aku anggap sebagai nenekku sendiri. Dan Ayahku telah lama meninggal karena kecelakaan sejak aku dalam kandungan , itu yang aku tau dari ibuku dan yang aku percaya sampai sekarang. Semenjak kepergian Ibu Mbok Marlah yang merawatku, aku dianggapnya sebagai cucu dia sendiri. Setiap hari dialah yang menyiapkan semua keperluanku, membuat makanan untukku, menyiapkan bajuku. Setiap hari aku selalu menanyakan kapan Ibu pulang, dan setiap itu pula Mbok Mar selalu menjawab bahwa tidak lama lagi Ibu pasti pulang. Dan waktu yang katanya tidak lama lagi itu berlalu sampai 12 tahun lamanya. Aku bahkan sudah bosan untuk menanyakan kapan Ibu pulang, biarlah aku nikmati hidup ini tanpa kehadiran seorang Ibu, aku juga tidak mau mangharapkan sesuatu yang mungkin tidak akan pernah terjadi. Walaupun terkadang aku harus menangis sendiri dalam sela-sela  malam yang kulewati. Jika memang Ibu menyayangiku, suatu saat pasti kembali ke sisiku.Kata – kata itu yang selalu menguatkan hatiku.


***

Ndu,,kenapa kamu diam saja ?! Mbok Mar membuyarkan lamunanku.
“ Ohhh,,engga apa2 mbok ,! “ 
Tanpa terasa aku sudah sampai didepan  rumah, aku melihat seorang perempuan paruh baya dengan kemeja warna biru dengan rambut yang terurai sedang duduk , matanya menerawang jauh kedepan dengan mata sayu seperti baru saja menangis. Aku hentikan langkah kakiku untuk sesaat. Benarkah orang yang ada sana itu adalah Ibuku, benarkah sosok Ibu yang selama ini aku rindukan telah kembali. Aku sibuk dengan pikiranku sendiri, tanpa terasa kristal bening dari sudut mataku sudah menetes. Aku menangis, ya aku telah manangis.
“ Ndu,,,,ayo masuk, temui ibumu ndu ! “ suara Mbok Mar menyadarkanku sekaligus mengagetkan seseorang yang sedang duduk tak jauh dari tempatku berdiri.
“ Rantiiiiiii,,,,anakkku,,,!!!! “perempuan paruh baya itu kini sudah memelukku.
Aku terdiam, bahkan air mata yang tadi sempat keluar kini entah kemana. Aku terdiam tanpa kata – kata , sedang perempuan itu terus saja memelukku dan manangis.
***
 To Be Continue....^__^

Jumat, 12 April 2013

^ AKU dan HATI kecil-ku ^

Entah sudah berapa waktu telah berlalu begitu saja,,
Tanpa menyisakan sebuah cerita indah dalam ingatan,,,
cepat dan lambat terasa tak ada bedanya,,
hanya ada kosong,,,,dan hampa
mimpi-mimpi itu serasa membuai begitu aja,,
kemana sorot matamu yang penuh dengan semangat??
haii,,kawan,,,!! bangunlah,,,
sudah saatnya kau kembali manapaki indahnya kehidupan ini,,
bukankah kau yang bilang padaku, untuk menjadikan mimpi itu menjadi nyata, bawalah mimpi itu mengiringi hari-harimu, kejarlah, raihlah,,,,!!
Tapi kemana engkau saat ini?
kenapa kau hanya melihat dan merangkai mimpi-mimpi itu,,
kenapa kau hanya memajang mimpi itu untuk menghiasi dinding2 ketakutanmu,,
engkau takut tidak bisa?
engkau takut tidak berhasil,,?
ayolah kawan,,,,,gagal  itu sudah biasa,,,!!

kenapa kau hanya menyeringai dan memandangku??
ada yang salah dengan perkataanku??
camkan baik-baik KAWAN!!!
Jika kau hanya diam dengan matamu yang sayu dan mengeluh tentang kehidupanmu,,
Kau hanya memajang mimpi2 itu sebagai hiasan, kau hanya berkutat dengan rasa TAKUTMU setiap waktu.
MAKA sampai kapanpun HIDUPMU akan seperti itu,, HAMPA , KOSONG.
Baiklah jika kau tak mau mendengarkan aku.
Aku hanyalah bagian kecil dalam kehidupanmu,
Aku hanyalah penceramah dan penasehatmu.
Aku hanyalah segumpal daging dalam tubuhmu.
Yang kau beri nama HATI sebagai identitasku.

***