Kamis, 27 Desember 2012

Nala Dan Rendra

Senja baru saja merekah ketika saat itu kau kembali datang menyapaku. Membawa sekuntum bunga Lili yang kau ikat dengan pita warna biru, warna kesukaanku. Kau tersenyum menatapku tanpa kata yang terucap sedikitpun. Terlihat sebuah kartu ucapan dengan tinta yang juga berwarna biru, tertulis " Happy Birthday Sayang " by Ksatrimu.
Andai saat itu aku tahu bahwa itu adalah untuk terakhir kalinya aku melihat senyummu, andai saat itu aku tahu bahwa bunga Lili dengan pita biru ditangkainya adalah bunga terakhir yang kau persembahkan untukku, mungkin saat ini aku masih bersamamu.Dan aku tidak akan merasakan penyesalan yang sungguh menyakitkan.
Ya, penyesalan yang tidak akan pernah membuatmu kembali ke sisiku, penyesalan yang tidak akan pernah bisa mengubah waktu untuk berjalan mundur.
Andai saat ini Tuhan memberikan kesempatan untuk mengubah apa yang sudah aku lewati dimasa lalu, maka aku akan mengubah keputusanku yang mengusirmu pergi dari kehidupanku.Tapi semua terlambat, aku tidak akan pernah mendapatkanmu kembali. Hanya aku dan penyesalanku yang kini terpuruk dalam sisi jiwa yang kian rapuh, menenggelamkan semua mimpi yang teruai dalam angan.Hanya bayangmu terus membias dalam ruang kosong jiwaku, terhempas jauh, menghilang dalam satu kedipan mataku.
Tuhan apa kini Engkau sedang menghukumku, kenapa semua terasa menyakitkan, kenapa aku tidak bisa melupakannya. Kenapa setelah 8 tahun berlalu, tapi semua terasa seperti kemarin semua itu terjadi.
**
26 Desember 2004_
"Indonesia berduka, gempa bumi tektonik berkekuatan 9.3 SR mengguncang Aceh yang memicu terjadinya Tsunami yang meluluh lantahkan serambi mekah itu". Begitulah sekilas terdengar suara penyiar berita dari TV dipojok kamarku. Sontak akupun membalikkan badanku dan fokus melihat layar TV 21 " yang mendadak saat itu berubah menjadi lebih besar. Terlihat jelas dilayar kaca ombak laut memporakpondakan kota Aceh. Tubuh manusia tak bernyawa  bergeletakan dimana-mana.Seketika kaki ini lunglai, air mata berderai tak bisa terbendung lagi.Sementara dilayar kaca terus saja mempertontonkan bagaimana bencana itu terjadi, tangisan, teriakan, panik, suara takbir, semua menyatu. Aku sudah tidak kuat lagi, aku raih remote TV  dan ku pencet tombol " Off ".  Sementara disudut ruangan suara telepon berdering tak henti-hentinya, bunyi nada panggil dan nada sms dari HP terus saja berbunyi. Ku raih telepon genggamku, ada sekitar 10 sms yang masuk di inbok. Semua dari sahabat dan keluargaku.

From: 
Reina
26.12.2004
08.45

Assalamu'alikum,,
Nala ,,km dmn?ada gempa di Aceh , sdh tw blm?
#
From:
Bunda
26.12.2012
08.46
Ass,
Syang,,knpa tlf Bunda tidak diangkat, Bunda liat berita diTv ada gempa di Aceh.
Bls.
#
Masih banyak sms-sms yang masuk tapi aku hiraukan, aku memikirkan Rendra.Dari semalam no.Hpnya tidak aktif, kemana dia. Ya Tuhan mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa dengan Rendra dan keluarganya.Aku harus segera menghubunginya.
Nomor yang Anda hubungi sedang tidak aktif atau di luar jangkauan_suara operator dari ujung telepon membuatku prustasi.

**
Bandara Sultan Iskandar Muda
Aceh, 25 Desember 2004

Rendra berkali-kali melihat jam tangan yang dipakainya, penerbangan yang delay membuat dia menggurutu. Dia sudah tidak sabar untuk menemui Nala, kekasihnya. Dia sudah berjanji akan datang di hari ulang tahunnya.Rendrapun sudah menyiapkan kado special untuk Nala, bidadari cantik yang telah mengisi hatinya 2 tahun terakhir ini.Walaupun jarak memisahkan mereka berdua tapi rasa sayang keduanya yang telah terlanjur bersemi tidak menjadikan mereka merasa berjauhan. Dulu memang mereka sama-sama di Aceh , tapi 5 bulan yang lalu Nala dan keluarganya memutuskan untuk pindah ke Bandung, karena ada urusan bisnis disana.Dan besok adalah ulang tahun Nala, Rendra telah berjanji untuk menemuinya. Merekapun telah menentukan tempat dimana mereka bisa bertemu, taman bunga disalah satu sudut kota Bandung.
Sesampai ditaman itu ternyata Nala telah datang duluan, Nala sedang duduk disalah satu bangku taman.Manusia boleh berencana Tuhanlah yang menentukan, begitulah pepatah bijak yang sering kita dengar.Dan hari itu pepatah itu terbukti oleh Nala dan Rendra. Pertemuan yang mereka harapkan bisa membuat mereka bahagia, justru itu adalah akhir dari segalanya.Bukan senyuman yang Rendra dapatkan dari Nala, tapi air mata yang terus berderai dari tambatan hatinya. Ternyata hubungan yang selama ini mereka jalin tidak mendapat restu dari orang tua Nala, Nala bimbang. Ayahnya meminta dia untuk mengakhiri semuanya. Alasanya simple ,Nala telah dijodohkan.Hari itu adalah pertemuan terakhir antara Rendra dan Nala. Di Taman bunga itu mimpi-mimpi yang telah dirajut teruai meninggalkan serpihan-serpihan luka.Bunga  Lili dalam genggaman terhempas,jatuh seiring dengan hati yang terluka.

**
Pantai Ulee Lheue_Aceh
26 Desember 2004

Hembusan angin pantai pagi ini terasa berbeda, entahlah mungkin karena perasaan Rendra yang sedang tak karuan. Keputusan Nala untuk mengakhiri semuanya membuat dia benar-benar terpukul. Membuat dia memutuskan untuk kembali ke Aceh hari itu juga. Rendra tidak kembali ke rumah tapi dia memilih untuk pergi ke rumah neneknya di Ulee Lheue sebuah desa kecil di Banda Aceh.Menikmati pagi ditepi pantai adalah kesukaan Rendra, apalagi kalau suasana hati yang sedang tidak karuan,dia akan berlama-lama duduk disana.Dan saat itulah bencana itu terjadi, bumi berguncang dan disusul gelombang besar, dalam sekejap semua luluh lantah, tak terkecuali Rendra.Ketika gelombang itu datang Rendra masih mencoba untuk menyelamatkan diri, tapi apa daya. Terlambat, semua terlambat.Rendra tersapu oleh ombak, dan dia tak bisa terselamatkan. Hari itu Indonesia berduka,  jutaan orang memanjatkan doa, jutaan orang meneteskan air mata.

**
" Bunda,,,kenapa Bunda menangis??" Rendra kecil berlari menghampiri Nala
"Tidak apa-apa sayang, Bunda kelilipan, ayo Rendra main bola lagi,,,!" 
Rendra kecil mengusap air mata Nala, " Bunda jangan menagis, Rendra janji Rendra ga akan nakal lagi!"

Setelah 8 tahun berlalu, sore itu Nala kembali ke taman di sudut kota Bandung. Dan disana semua ingatan itu kembali, cerita cinta yang telah berakhir 8 tahun yang lalu, kini seperti diputar didepan matanya. Tanpa terasa Nala meneteskan air mata. Rendra memang takkan pernah bisa kembali, tapi kini Nala memiliki Rendra lain yang selalu ada untuknya. Dua tahun setelah bencana Tsunami di Aceh akhirnya Nala menikah dengan pilihan orang tuanya, dan dua tahun kemudian tepat di tanggal 26 Desember 2008 dia melahirkan anak pertamanya yang dinamakan Rendra. Sore itu di taman sudut kota, Nala dan Rendra kembali bersama, bukan Rendra 8 tahun yang lalu, tetapi Rendra kecil yang akan selalu ada buat Nala.


**Sekian**


Tulisan ini aku buat untuk mengenang 8 tahun Tsunami Aceh 26 Desember 2004
dan This is real " FIKSI "


























7 komentar:

  1. Menyentuh sekali Mbak. Apa kabar dengan Rendra kecil nih. Bikin lanjutannya dong.. hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Pak Zachflazz
      waduuh,,merasa tersanjung neh dibilang ceritanya menyentuh. Jujur ini tulisan tentang Fiksi sy yang pertama, awalnya tidak berniat untuk mnceritakan Tsunami ttpi ternyta momennya pas banget kita sedang mengenang Bencana Tsunami 26 Des 2004, akhirnya sy ganti dg tema Tsunami.Tapi boleh juga idenya untuk membuat lanjutannya,,,hehehehehh

      Hapus
    2. teruskan Mbak. berbakat nulis nih.. saya mendukung.

      Hapus
    3. iya pak,,,,terima kasih buat dukungannya,,,heheheheh

      Hapus